Friday, 2 November 2012

Takut Gagal? No Way…

Ketakutan adalah anugerah Tuhan untuk menyelamatkan kita dari berbagai macam bahaya.  Ketika berkendaraan, kita takut untuk celaka, maka kita akan berhati-hati.  Kecepatan kendaraan kita atur dengan baik.  Kaca-kaca spion terus diperhatikan dan kita konsentrasi mengemudi.   HP di-silent lebih dulu agar tidak mengganggu konsentrasi.  Kita pun selamat sampai tujuan.  Ketakutan memberikan manfaat besar.
Tapi, bila kita dikendalikan oleh ketakutan, maka kita akan kehilangan berbagai kesempatan untuk mendapat kesuksesan, kenikmatan dan kekayaan yang lebih besar.  Merugi jadinya.
Dalam membangun bisnis, takut gagal ini bisa berdampak negatif atau positif.  Berdampak negatif bila ketakutan ini membuat kita tak jadi melangkah.  Terlalu banyak menghitung-hitung resiko.  Terlalu sering mendengar cerita kegagalan.  Terlalu berhati-hati membuat keputusan dan tindakan.  Dengan begitu, bisnis kita perlahan sekali majunya.
Sebaliknya, takut gagal ini bisa berdampak positif.  Bahkan penting.  Ketakutan yang cukup akan membuat kita berusaha optimal, tidak meremehkan dan serius agar sukses.  Maka, cerita kegagalan diri sendiri dan orang lain adalah pelajaran sangat berharga.  Tidak akan melemahkan, bahkan menambah semangat.
Bila kita dikendalikan ketakutan, itu artinya kita menarik apa yang ditakuti itu.  Jadi bila kita takut gagal, maka kegagalan justru mendekat.  Pernah lewat kuburan dan takut setan?  Wah, kita justru sedang mengundang setan untuk mendatangi kita.
Maka, kendalikan lah ketakutan.  Takut itu wajar-wajar saja koq.  Semua orang mengalaminya.  Semua orang memiliki ketakutannya masing-masing.  Orang tanpa ketakutan, justru adalah orang yang tak normal.  Pernah lihat orang gila di jalanan?  Adakah ketakutan dalam dirinya?
Kita membutuhkan kesadaran atas ketakutan kita sendiri.  Ketika kita sadar, diri kita sedang takut, maka kita memiliki kesempatan untuk mengendalikan ketakutan itu.  Tanpa kesadaran tak ada pengendalian.
Sadar atas apa?  Sadar atas jati diri kita yang sesungguhnya.  Sadar atas kemampuan kita.  Sadar atas kebaikan orang-orang di sekeliling kita.  Sadar atas kekuasaan Tuhan yang tak berbatas.  Dengan begitu, saat gagal datang, kita sadar bahwa ini cara Tuhan untuk mengingatkan dan menguatkan kita.  Kita sadar, mungkin kita belum mengeluarkan yang terbaik dari diri kita.
Dalam bisnis, ada beberapa ketakutan yang harus kita sadari.
Pertama, takut dicemooh.  Ini terjadi bila kita memulai bisnis dengan skala kecil.  Lebih kecil dari citra diri kita yang terlihat oleh orang lain.  Ada teman saya yang mengalaminya.  Ketika selesai kuliah, ia memutuskan untuk berbisnis.  Jualan buku di kios kecil di pinggir jalan.
Keluarganya tidak setuju.  Orang tuanya ingin ia bekerja saja.  Menjadi orang kantoran.  Terlihat keren.  Ketidak setujuan ini segera berubah menjadi cemoohan.  Rupanya sang teman tidak tahan.  Maka ia berhenti berbisnis.
Anda mungkin juga mengalaminya.  Sudah punya pekerjaan yang enak, koq repot-repot membuat bisnis.  Bisnis kecil lagi.  Wah,…pendapat ini bisa menyurutkan langkah anda.  Apalagi bila berasal dari istri/suami, orang tua, teman-teman dan tetangga.
Apa yang harus dilakukan?  Bagaimana solusinya?
Tersenyum dan ucapkan terima kasih atas pendapat mereka.  Jadikan pendapat seperti ini sebagai pemantik tekad anda untuk membuktikan bahwa anda sebenarnya sedang melakukan sesuatu yang besar dan berarti.  Terangkan maksud anda membangun bisnis dengan santun.  Jelaskan manfaat-manfaat apa saja yang anda dapatkan dari bekerja dan membangun bisnis juga.
Bagaimana bila masih dicemooh juga?  Biarkan saja.  Itu hak mereka.  Anda gunakan saja hak anda untuk melakukan sesuatu dengan bebas.  Toh, bisnis anda tidak mendapat modal pula dari mereka.  Akan datang saatnya ketika anda sukses besar dan mendapatkan kelimpahan yang luar biasa.  Bila sudah begini, tak akan ada lagi cemoohan.  Orang sukses yang baik tak dicemooh. Malah dipuji dan didekati.
Kedua, takut bangkrut.  Ini terjadi pada banyak orang.  Tentu dengan intensitas yang berbeda-beda.  Takut bangkrut terjadi karena kita pernah lihat orang yang bangkrut.  Juga karena sumberdaya kita terbatas.  “Modal ini hasil kerja keras saya menabung.  Kalau nanti gagal gimana?  Hasil kerja keras saya sia-sia dong.”

0 comments:

Post a Comment

Bagaimana pendapat anda tentang blog ini?

My School

SMA N 2 JOMBANG

Go Green Indonesia !

Go Green Indonesia !

NADYA'S GENIUS

NADYA'S GENIUS

Translate